Info Makan
Selasa, 14 Desember 2010
  Lontong Kari Sapi di Bandung
pernah nyoba kari sapi ? belum kalau kari ayam sering hehehe..
jajanan ini sepertinya sulit ditemui di jakarta dan memang setelah saya search di OpenRice.com yang tampil adalah kata maaf karena belum ada di databasenya tapi karena saya besok akan kebandung jadi saya search di kota bandung masih melalui OpenRice.com karena website itu yang saya percaya mempunyai database tempat makan terlengkap di jabodetabek dan bandung. lohhh jadi iklan? :d
lanjut lagi yah setelah saya search saya menemukan lontong kari sapi wahhh ini yang saya cari dan besok di bandung saya takkan pulang sebelum mencoba lontong kari sapi ini :D

Label: ,

 
Kamis, 02 Desember 2010
  All you can eat Restoran
KOMPAS.com - Saat sedang ulang tahun dan ingin mentraktir teman-teman atau keluarga, paling aman mengajak mereka bersantap di restoran yang menyediakan paket buffet, atau "All You Can Eat". Paket ini menyajikan berbagai macam hidangan, lokal maupun internasional, sehingga bisa memenuhi selera siapa saja. Restoran dengan menu seperti ini memungkinkan kita untuk makan sepuasnya, sehingga kita pun lebih leluasa menghabiskan waktu untuk menikmati hidangan dan ngobrol.

Ada beberapa restoran yang memang dikenal dengan paket buffet-nya, seperti American Grill, Pronto, atau Hanamasa (masing-masing dengan hidangan khas Amerika, Italia, dan Jepang). Beberapa restoran hanya menyajikan menu khusus untuk buffet-nya, seperti The Duck King dengan menu steamboat, dan Oriental Cafe di Hotel Redtop untuk menu dimsum.

Restaurant yang terletak di hotel, seperti Peacock di Hotel Sultan atau Cafe Bogor di Hotel Borobudur, juga tak kalah legendaris. Cafe Bogor amat dikenal dengan sajian sop buntutnya yang lekker, sedangkan Peacock menjadi tempat pertemuan bisnis ataupun untuk santai bersama keluarga dan teman-teman. Restoran lain yang sedang jadi rising star antara lain Central Park di Hotel Manhattan, yang terkenal dengan lasagna-nya yang superduper yummy!

Anda penggemar makanan Indonesia? Jangan khawatir, ada kok restoran buffet yang khusus menyediakan hidangan Indonesia, yaitu The Buffet.

Berbagai rumah makan "all you can eat" ini biasanya menetapkan harga dasar, belum termasuk pajak. Oleh karena itu, pada bagian akhir harganya biasanya dicantumkan kode ++. Harga tersebut pada sebagian besar paket buffet juga belum termasuk minuman. Paling aman sih, Anda menanyakan lebih dulu apakah harga sudah termasuk minuman. Atau, pilih saja kafe yang menetapkan harga nett.

Karena konsep dari paket buffet adalah makan sepuasnya, sebaiknya Anda kosongkan perut dahulu sebelum bersantap di sini. Saat melihat hamparan makanan di atas meja, jangan langsung lapar mata. Bisa-bisa pada piring kedua Anda sudah tak sanggup menghabiskan.

Trik untuk dapat mencoba semua menu adalah dengan mengambil menu yang Anda inginkan sedikit-sedikit saja. Bila perlu, tak usah mengambil nasi, agar perut tak cepat kenyang.

Berikut adalah beberapa rumah makan yang menyediakan paket "all you can eat", dengan harga paket terbarunya. Silakan sharing di bawah bila Anda menemukan restoran lain dengan menu yang asyik, dan harga yang terjangkau.

* American Grill, pukul 11.00 -16.00 Rp 46.900++, Rp 49.900++ (dinner)
* The Buffet, Rp 91.500 nett
* Caza Suki, Rp 106.000 nett
* Central Park di Hotel Manhattan Casablanca, Rp 118.000++
* Cafe One, The Parklane Hotel, Breakfast buffet Rp 145.000++, lunch buffet Rp 155.000++, dinner buffet Rp 165.000++ (Minggu hanya breakfast dan dinner)
* Cafe Bogor Hotel Borobudur, Rp158.000++, hari Rabu Rp 168.000++, Sabtu Rp 178.000++
* The Duck King (Steamboat), Rp 148.000++
* Gang Gang Sullai (Mangga Dua Square dan La Piazza Kelapa Gading), Rp 75.000++
* Hanamasa, Rp 79.500++ (tanpa minum), Rp 88.500++ (makan-minum sepuasnya)
* Hartz Chicken Buffet, Rp 60.000 nett
* Kafe Pinang, Hotel Kristal Rp 150.000++ (Senin-Jumat)
* Oriental Cafe Hotel Redtop Pecenongan, buffet dimsum Rp 76.800++ (hari Minggu dan setiap tanggal merah)
* Paregu, Senin-Jumat Rp 85.000++, Sabtu-Minggu Rp 95.000++
* Peacock di Hotel Sultan, Rp 205.000 nett (dinner)
* Pelangi Cafe, Hotel Ambhara, Rp 155.000++ (Senin-Jumat)
* Pronto All You Can Eat Restaurant, Rp 76.450 nett
* SATOO di Hotel Shangrila, lunch (Senin-Sabtu) Rp 205.000 nett, (Minggu) Rp 249.000 nett. Dinner (Senin-Kamis) Rp 229.000 nett, (Jumat-Minggu) Rp 249.000 nett
* Samudera Suki Seafood Restaurant, Senin-Jumat Rp 103.000 nett/ dewasa, Rp 81.000 nett/ anak. Sabtu-Minggu dan tanggal merah Rp 115.000 nett/ dewasa, Rp 93.000 nett/ anak
* Viola Cafe, Grand Flora Hotel, minimum 10 orang, Rp 85.000++/ orang (lunch)
sumber: Kompas.com

Label: , ,

 
Rabu, 01 Desember 2010
  Build A Team
Claudia Brown talks about how building the right team will help your organization. Learn how picking the right people and creating the right environment can do wonders for your workplace.


Build a Team - The Right Team (There is a Difference)

Creating the right team is imperative to your success. A team is comprised of people who can bring necessary skill sets to the venture. A team is different from partners. Partners are financially and legally tied to the venture while team members are brought in to create and continue the process. Team members can be employees or sub-contactors.

These are people you can control - you get to pick them. You can use their services for as long as you like. If they don't work out as planned, you can find a different team member or you can find a place on the team where this person can be more effective.

Creating the right environment for the team is equally important. People will give their best when they feel that their services are being valued and that they are entrusted with producing a part of the success of the venture. Team members must have the same values as that of the venture and they must follow the same code of conduct consistent with your desired outcome. They must truly want the venture to be a success and feel that they are a part of that success. They must do their job well with the other team members.

Differences are encouraged only if they are presented in a positive fashion, recognizing the efforts of the others. Each team member must give more than they are asked for in their areas of expertise. This does not mean extra hours; it means do your jobs with heart and soul, working with the creative minds flowing, working with a positive mental attitude, and working together with the others so that all are winners.

What ideas do you have that will create a positive, successful team? How can you create this team and have each person feel that they are as important a part of the success of the venture as you are? Study successful entities to find out how they treat their team members. Find out what motivates team members in successful entities to keep them successful - is it money, power, trust, fear, etc.? Thinking these things out before you create the team will help you in putting together the right team for your venture.

You should write out all the positions of your team and keep updating it as you grow as when you grow you will need to change out some positions on your team. This is a big mistake that people make as they grow. They keep the same team members that were effective when they were small and they do not re-evaluate the need for replacing members who have not grown to levels where they are now needed. Therefore the overall team growth is limited by the lack of ability of one or more members. Just like upgrading your peer group, always be open to and active in upgrading your team members.

You must strive to place the right people on your team. This goes for all positions you pay for, including lawyers, accountants, advisors, sub contractors etc. Be clear on what is a must upfront and make the positions open as specific as possible.

If you are just starting out then make your team as simple and complete as possible. Just be sure that your team members are able to excel and have knowledge in the industry and direction you are going in. The last thing you want to do is to have to micromanage your team members. If you find you are doing so you have made a mistake and replace them right away.

Your team members must be proactive to your needs and outcome. If not replace them or place them in a position where they can be more effective. Please always keep in mind that in most cases you are paying for their services in one manner or another. Never pay a team member 100% upfront for their services as this always gives them something to aspire to. Placing the right team members in the right place will make your endeavor soar.

About the Author:

Doug and Claudia Brown use their 40 plus years of business building experiences to educate people on how to create six figures or more in 24 to 36 months or less. For more information, see their website at www.whatisyourplan.com


Label: , , , , , , , , , ,

 
Senin, 29 November 2010
  makan diatas pohon sambil melihat pemandangan laut okinawa
Untuk dapat menarik pengunjung untuk makan ke restoran, biasanya pihak restaurant mengubah gaya restoranya menjadi lebih unik dan aneh, banyak cara yang dilakukan untuk mengubah restoran menjadi sesuatu yang unik. seperti menambah suasana pedesaan pada restoran, menambahkan karaoke, menyediakan makanan extreme, dan masih banyak lagi.

Dan percaya ga percaya, ternyata ada seorang pemilik restoran yang membangun restoranya di atas pohon. loh? kok bisa? ya, tentu saja bisa. Restoran ini ada di Okinawa jepang, restoran ini berdiri di atas pohon Gajamaru dengan ketinggian 20 kaki. Restoran ini sangat ramai, karna selain konsepnya yang unik dan kreatif, restoran ini hanya berjarak beberapa kilometer dari bandara okinawa, sehingga banyak turis yang menyempatkan diri untuk makan di restoran ini.

Di Restoran/ cafe ini kalian bisa memesan beraneka jenis makanan asia seperti makanan jepang, korea, China, india, dan asia tenggara. Dan perlu diketahui, ternyata pohon yang dijadikan penumpu retoran ini adalah pohon asli lho. Pohon ini memang sangat besar dan kuat, sehingga sanggup untuk menahan beban bangunan restoran ini.

Untuk dapat makan di restoran ini, para pengunjung harus naik ke atas pohon melalui tangga yang dibuat dengan bentuk spiral. dan kalo kalian berada di teras restoran ini, kalian akan dapat menikmati pemandangan laut okinawa yang indah...

Gimana, berminat untuk makan di restoran ini...

Sumber: sekedartahu

Label: , ,

 
Minggu, 28 November 2010
  omset yang besar berkat hasil perjuangan H. Amir
Pernah mampir di Warung Nasi Uduk Mas Miskun di bilangan Jakarta Pusat? Atau barangkali pernah lihat atau dengar? Atau malah tidak pernah lihat, dengar apalagi mampir? Kalau jawaban untuk semua pertanyaan itu "Tidak pernah", ya tidak apa-apa.

Tapi baiklah! Nasi Uduk Mas Miskun tengah bermetamorfosa dari warung kaki lima ke restoran; naik kelas dari sektor informal ke formal. Beberapa warung Nasi Uduk Mas Miskun kini tidak lagi menempati badan jalan atau trotoar. Di Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat misalnya, Mas Miskun telah berbentuk restoran permanen. Di Jalan Percetakan Negara juga begitu, meski yang di kaki lima masih dipertahankan.


Haji Amir (45 tahun), sang empunya warung, telah mematenkan merek dagang Nasi Uduk Mas Miskun. Ia juga mulai membenahi cara pengelolaan warung serta sistem keuangan. Ini demi tertib manajemen, administrasi dan keuangan sehingga saat berhubungan dengan orang dari dinas pajak misalnya, tidak ada celah masalah. Soalnya, begitu menjadi sektor formal (legal), Mas Miskun harus bayar pajak. Ketika masih di badan jalan, karena dianggap usaha tidak legal, Haji Amir hanya perlu beri ’upeti’ secukupnya kepada petugas keluharan atau kecamatan, tidak ada pajak ini itu.

Nah uniknya, meski berupaya naik kelas, Mas Miskun tampak tidak ingin disebut kacang lupa kulit. Fakta bahwa Mas Miskun dulunya merupakan warung kaki lima tidak ingin dihapus begitu saja. Itu terbaca dari slogannya kini, yaitu: rasa restaurant, harga kaki lima. Harga semua menu makanan memang masih sama seperti ketika berada di badan jalan, rasa juga begitu. Lha, apanya yang rasa restoran?

"Haha...sekarang kan orang bisa duduk manis seperti di restoran umumnya. Adem, ada musik, pelayanan lebih baik, tidak lagi panas-panas seperti di kaki lima," kata Haji Amir. Ooo... lebih pada perubahan suasana rupanya.

Mas Miskun berawal dari sebuah gerobak dorong. Haji Amir dan istrinya, Aminah, merintis usaha itu sejak tahun 1989 di trotoar Jalan Kramat Raya, persisnya di depan Hotel The Acacia sekarang ini. Setelah gagal mencoba berbagai usaha lain, mereka bertekad berdagang nasi uduk dan ayam goreng.

Tak disangka, pengunjung membludak. Nasi uduk yang gurih, ayam goreng yang empuk dan garing, serta sambal goreng yang rasa pedasnya pas ternyata diminati orang.

Usaha itu berkembang. Pundi-pundi Amir pun gemerincing terisi rupiah. Dari gerobak dorong ia mendirikan warung tenda dan mempekerjaan seorang karyawan.

Tapi jangan bayangkan usaha itu selalu berjalan mulus. Sebagaimana umumnya nasib PKL (pedagang kaki lima) di Jakarta dan kota-kota besar lain di Indonesia, warung Mas Miskun digusur berkali-kali. "Sudah tidak kehitung, ada kali enam kali kami digusur," kata Amir tentang warung tenda yang di Jalan Kramat Raya. Ia bergeming. Jalan terus. Ia jadi tahu banyak cara untuk menghadapai aparat sehingga warungnya bertahan.

Tahun 2004 ia tidak bisa lagi mengelak. Pemerintah Kota Jakarta Pusat saat itu punya proyek pembangunan pedestrian senilai Rp 5 miliar di sepanjang Jalan Kramat Raya dan Salemba. Semua PKL, tanpa kecuali, digusur. Namun bagi Haji Amir, penggusuran itu justeru menjadi semacam a blessing in disguise. Dalam kebingungan, ia mendapat tawaran untuk menyewa lahan kosong di Jalan Kramat Raya, persis di belakang lokasi tendanya selama ini.

Mas Miskun tinggal mundur sejengkal dari jalan raya lalu menempati lahan privat. Warung pindah tetapi tidak kehilangan pelanggan. Elok nian. Seketika itu, Mas Miskun juga berubah wajah dari kaki lima menjadi sebuah restoran meski dengan meja dan tata ruang seadanya.

Dari Jalan Kramat Raya Mas Miskun mengepakkan sayap ke Jalan Percetakan Negara, Pintu Air (Pasar Baru), dan yang terbaru di Jalan Matraman, Jakarta Timur. Di Jakarta Utara Haji Amir sudah menyewa tempat di Kelapa Gading Trade Center namun belum dioperasikan.

Di Percetakan Negara, juga mulai dari kaki lima. Ia dekati petugas kelurahan dan kecematan. Semula lancar. Tetapi ancaman penggusuran akhirnya datang juga. Dalam kondisi terancam itu, ia lagi-lagi dapat tawaran untuk mengontrak tempat, persis di seberang lokasi warung tendanya. Saat ini di Percetakan ada dua Mas Miskun yang letaknya berseberangan. Satu di kaki lima. Satu lagi berbentuk restoran di lahan privat. Yang di kaki lima beroperasi dari pukul 17.00 sampai 04.00 pagi. Yang restoran berjualan dengan waktu lebih panjang, dari pukul 08.00 pagi sampai pukul 04.00 pagi hari berikutnya.

Menurut Haji Amir, usahanya "berkembang karena kepepet atau keterpaksaan". Keterpaksaan itu terjadi berulang. Dari gusuran ke gusuran. Belakangan kasus flu burung merebak. Akibat kasus flu burung, penjualan ayam goreng Mas Miskun anjlok hingga tinggal 40 persen per hari.

"Sebelum ada kasus flu burung, sehari kami bisa menjual 100 sampai 150 ekor ayam. Begitu flu burung muncul, kami pernah hanya menjual 40 ekor ayam sehari," kata Amir.

"Saya kemudian berpikir," lanjutnya "untuk membuat variasi menu." Ia tidak ingin terpaku pada ayam goreng semata. Beberapa saat kemudian muncullah beragam menu baru yang berbasis ikan. Ada sop ikan, ikan bakar, ikan goreng sampai ikan dipepes. Lalu ada sayur asem, soto garang ceker, aneka lalapan dan sambal. Kalau semula hanya mengandalkan sambal goreng, sekarang ada sambal tomat, sambal kecap, sambal kacang, bahkan sambal mangga yang rasanya asam-kecut.

Begitulah Mas Miskun Berkembang. Sekarang, Mas Miskun ada di lima lokasi di Jakarta. Empat dalam bentuk restoran, satu masih berbentuk warung kaki lima. Tahun depan Haji Amir berencana buka dua sampai tiga cabang baru. Dari satu orang karyawan pada tahun 1990, sekarang Haji Amir punya 75 orang pekerja.

Omsetnya? "Sebuah majalah menyebut omset saya Rp Rp 300 juta per bulan," katanya. Benar begitu? Haji Amir tidak membantah ataupun membenarkan. "Hitungan mereka begitu," katanya. Kalau angka itu benar, waouuw... bukan main!
sumber: kompas
Lihat Juga:
Cafe

Label: , ,

 
Kamis, 25 November 2010
  berbagai varian dengan suasana di tengah hutan
Kiyadon Sushi, Central Park, hadir dengan tema restaurant 'Rain Forest' yang begitu eksotis di tengah kota. Jangan kaget melihat patung gajahnya yang berukuran dua meter saat memasuki 'gerbangnya' sambil diiringi kodok-kodok yang berjejer rapi. Bunga sakura dan rimbunnya pohon siap menaungi Anda sambil menikmati sushi dan sajian ala Jepang lainnya. Tak tanggung-tanggung, Kiyadon Sushi yang terletak di dalam mal ini memiliki kapastitas 364 orang dengan tiga ruang VIP dengan nuansa kayu, serta balutan tirai yang memberikan kesan hangat sekaligus romantis saat berada di dalamnya. Tidak hanya itu, Kiyadon juga memiliki ruang Tatami, non smoking dan smoking area. Namun, jika Anda ingin melihat langsung sang koki handal membuat hidangan nan lezat tersebut, duduk saja di Floating area. Di sini, tidak seperti restoran Jepang lain yang menggunakan conveyer belt, justru air lah yang dipilih sebagai 'roda' penggerak sajian sushi yang diletakkan di perahu-perahu mini untuk Anda pilih.

Meskipun Kiyadon sudah hadir di sejak 10 tahun yang lalu di Plaza Senayan, Mall Taman Anggrek, Senayan City, Grand Indonesia, juga Pacific Place, sang manager yang ramah menyebutkan pemiliknya ingin menghadirkan suasana yang belum dimiliki oleh restoran manapun di Jakarta. Istimewanya lagi, semua bumbu pelengkap yang digunakan hasil buatan sang koki. Untuk menunya sendiri, sushi roll favorit di sini adalah D.I.G dan Tom and Jerry. Kami mendapat kesempatan untuk mencicipi D.I.G., yang berisi Kani, timun Jepang, ikan Salmon, ayam, dan Tobiko tentunya. Ikan Salmonnya yang segar terasa manis di lidah. Sedangkan untuk menu udon coba saja Nabeyaki Udon. Tampilannya yang begitu colorful membuat Anda ingin segera mencicipi kenikmatannya. Bukan cuma jago dengan menu otentik, Kiyadon juga memiliki berbagai varian Japanese Pasta dengan memadukan rasa Itali ke dalamnya. Coba saja Asari Tobiko Spaghetti, yaitu campuran kerang Asari dan Tobik yang disajikan sedikit basah dengan sauce ala Kiyadon. Jadi tunggu apa lagi? Segera kunjungi restoran ala hutan ini.
Sumber: areamagz
Lihat juga:
Cafe

Label: , ,

 
Rabu, 24 November 2010
  pindang ikan salai dengan tempoyak
ikan-ikan sungai ternyata nikmat pula diolah menjadi hidangan pindang ikan. Rasa kuah yang gurih dan pedas dengan daging ikan yang empuk menghadirkan cita rasa yang khas dan menggugah selera.

Anda penyuka masakan berbahan dasar Ikan? Jika ya, Anda pastinya cukup familiar dengan berbagai menu olahan ikan laut, seperti kakap asam manis, baro-nang goreng, atau kerapu bakar. Bagi penggemarnya hidangan-hidangan laut itu memang sangat menggugah selera. Bukan saja rasanya yang mal nyuss, tetapi juga nilai gizi yang terkandung dalam ikan sangat tinggi.

Cita rasa dan nilai gizi yang sama juga bisa ditemui pada masakan olahan dari ikan-ikan sungai, [ika Anda tengah malas mengolah sendiri masakan dari ikan-ikan sungai, tidak perlu khawatir, Anda bisa mampir ke restoran-restoran yang menyediakan menu tersebut.

Di Palembang, Sumatra Selatan (Sumsel), misalnya, hampir setiap rumah makan menyediakan hidangan hasil olahan ikan-ikan sungai. Maklumlah, produksi ikan-ikan sungai di sana cukup banyak. Tidak heran jika Sumsel kerap dijuluki surga kuliner ikan sungai.

Salah satu jenis masakan olahan ikan sungai adalah pindang ikan. Biasanya ikan baung, patin, toman, gabus, seluang, dan lais yang menjadi bahan utama menu tersebut. Salah satu restoran di Palembang yang menyediakan menu pindang ikah ialah RM Sri Melayu yang berlokasi di Ialan Demang Lebar Daun. Di rumah makan itu tersedia menu pindang ikan salai (asap) yang berbeda dengan menu pindang ikan lainnya.

Rasa gurih bercampur pedas dari kuah ikan salai serta daging ikan yang empuk mampu menimbulkan sensasi tersendiri bagi para penikmatnya. Sejak awal disajikan, menu itu sudah menggoda indra penciuman. Harum kembang kemangi yang dipadukan dengan aroma campuran berbagai bahan tambahan lainnya, seperti lengkuas, tomat, dan mentimun sangat kentara sehingga memaksa lidah untuk segera mencicipi makanan itu.

Kenikmatan menu pindang ikan salai akan lebih terasa jika disantap dengan sambal tempoyak. Sambal tempoyak berbahan dasar buah durian yang telah difermen-tasikan. Aroma buah kulit berduri itu kerap mengundang selera orang untuk mencobanya. Dengan tambahan sambal tempoyak, tidak jarang orang yang mencicipi menu pindang ikan salai itu menambah porsi hidangan.

Menurut Kristina, pemilik RM Sri Melayu, di antara menu

pindang ikan lainnya, pindang ikan salai memang paling difavoritkan pengunjung. "Memang menu yang satu ini sangat langka ditemukan di rumah makan-rumah makan yang ada di Palembang," ujarnya. Jika dilihat sepintas, sajian pindang ikan salai itu mirip dengan sup ikan. Hal yang berbeda terletak pada rasanya yang demikian pedas.

Di RM Sri Melayu menu itu selalu dihidangkan dalam keadaan panas, tentunya untuk mempertahankan kelezatan rasa masakan. Agar panas masakan tahan lama, pindang ikan salai dihidangkan dengan menggunakan mangkok berbahan stainless steel bertungku yang di bawahnya terdapat api kecil.

Ragam pindang

Selain pindang ikan salai, di restoran-restoran Sumsel juga banyak tersaji menu pindang ikan lainnya, sebut saja pindang pegagan, pindang meranjat, atau pindang musi. Nama hidangan itu diambil dari nama suku daerah yang ada di Sumsel. Antara masakan yang satu dengan masakan yang lain memiliki perbedaan dalam cara memasaknya. Ada masakan yang dimasak dengan merebus bersamaan campuran bumbu bawang, lengkuas, serai, terasi, dan ikan langsung. Ada pula hidangan yang bumbunya dirurrris terlebih dahulu. Ciri khas pindang meranjat, bumbu terasi yang ditambahkan sangat banyak. Berbeda halnya dengan pindang musi yang justru bumbu terasinya hampir tidak terasa.

Kelezatan masakan pindang ikan itu tidak hanya populer di masyarakat Palembang, tetapi juga di luar Palembang. Tidak heran jika banyak orang dari luar daerah yang mampir ke RM Sri Melayu untuk mencicipi menu pindang ikan. Menurut Kristina, restoran yang berdiri sejak 1991 itu didirikan oleh orang tuanya, Ismail Umar, dan Komariah. Kedua orang tuanya itu mendapatkan ide mendirikan restoran setelah berkunjung ke Malaysia. Di sana, Ismail dan Komariah menyantap hidangan di RM Sri Melayu yang menyediakan menu khas daerah. "Ayah tertarik dengan nama restoran itu. Setelah pulang ke Indonesia, dia pun langsung membuat rumah makan bernama Sri Melayu," kata Kristina.

Ketika memasuki RM Sri Melayu, pengunjung akan langsung merasakan suasana yang nyaman. Suasana resto plus hidangan yang lezat menjadi daya tarik restaurant itu. Karenanya, tidak heran jika

RM Sri Melayu yang cukup mewah itu banyak dikunjungi para pejabat, mulai dari pejabat daerah hingga ke pejabat negara setingkat menteri.

Meski rumah makan itu tergolong ekslusif, harga hidangan yang tersedia terbilang murah. Untuk satu porsi menu pindang

ikan pengunjung hanya cukup mengeluarkan uang sebesar 15 ribu rupiah. "Memang rumah makan ini kami buat berkesan mewah, tetapi soal harga makanannya relatif murah, rata-rata makanan hanya 15 ribu rupiah per porsi," ujar Kristina.

Rumah makan yang luasnya

sekitar 1 hektare itu bisa menampung sekitar 300 pengunjung. Di sana, pengunjung bisa memilih tempat yang sesuai dengan selera masing-masing, bisa di tempat lfsch.il i. meja panjang, atau meja kecil yang di bawahnya terdapat kolam-kolam berisi ikan emas. "Kami memang menghadirkan suasana rumah makan seperti di perdesaan. ladi, pengunjung yang datang bukan hanya menikmati makanan tetapi juga suasana alamnya," tutur Kristina, putri sulung Ismail Umar.

Setiap hari, baik pada waktu makan siang maupun makan malam, resto selalu dipenuhi pengunjung yangr tak sabar untuk menikmati berbagai menu makanan dan minuman. Hampir di setiap tempat makan, baik itu lesehan maupun meja, pengunjung dapat menyaksikan kolam ikan di bawahnya yang berisikan

ikan-ikan emas besar.

Selain menu makanannya yang lezat, RM Sri Melayu juga menyediakan pelbagai minuman dingin dan panas. Beberapa di antaranya jus tomat, jus jambu, jus alpukat, dan minuman kelapa muda yang segar. Untuk minuman panas, tersedia kopi panas yang berasal dari perkebunan kopi di Pagar Alam yang sudah terkenal kenikmatannya.

sumber: bataviase

Lihat Juga:
Cafe

Label: , ,

 
Info Makan' Blog mengulas tentang segala jenis macam makanan, tempat makan, dan Review makan dari para pecinta kuliner

Arsip
Mei 2010 / Juni 2010 / Juli 2010 / Agustus 2010 / September 2010 / Oktober 2010 / November 2010 / Desember 2010 /


Powered by Blogger

Berlangganan
Postingan [Atom]